Akuntabilitas dalam pelayanan publik di Kabupaten Buleleng selalu disempurnakan dengan berbagai inovasi dari Pemerintah Kabupaten Buleleng. Kali ini, Inovasi datang dari RSUD Buleleng melalui seleksi ASN Berprestasi tahun 2023.
Perwakilan tersebut ialah Luh Putu Yuli Aryani sosok inovatif pelayan masyarakat RSUD Buleleng yang menjadi Juara 1 ASN Berprestasi lingkup Pemkab Buleleng melalui inovasinya berjudul "Tempat Tidur Dalam Jangkauan (TTDJ)" yang menjadi narasumber Podcast Bincang Komunikasi, Selasa, (12/12).
Putu Yuli menerangkan alasan mengapa mengangkat inovasi ini untuk diterapkan di RSUD Buleleng, salah satunya berdasarkan pengalaman pribadinya saat mengandung anak pertamanya yang pada saat itu pelayanan dan ketersediaan kamar NICU di salah satu rumah sakit di luar Buleleng tersebut sangat susah dikonfirmasi yang sangat memforsir tenaga, pikiran dan waktu.
Atas hal itu, tercetuslah ide membuat suatu manajemen informasi ketersediaan tempat tidur khusus pasien yang akan di rawat inap bisa langsung meninjau melalui website rsudbuleleng.id melalui smartphone dan PC yang secara langsung terintegrasi pada sosial media RSUD Buleleng serta disediakan langsung dalam display yang di pasang pada loket pendaftaran rawat inap dan loket pendaftaran rawat jalan.
Segala informasi yang tercantum dalam TTDJ ini sangat diperlukan bagi pasien yang membutuhkan update informasi untuk kamar sehingga meminimalisir keterlambatan dalam penanganan pasien untuk mendapatkan kamar rawat inap dan komplain dari pasien. Sekaligus, dari sisi manajemen akan dibantu mempercepat layanan dan pembuatan keputusan tanpa menelpon seluruh ruangan di rumah sakit sehingga ada efisiensi waktu.
"Cukup dengan klik rsudbuleleng.id, ketersediaan semua list kamar yang ada di TTDJ bisa dilihat secara detail, mulai dari kelas apa saja yang tersedia di rumah sakit, jumlah yang terisi, dan tidak bisa dipergunakan,"tegasnya.
Dalam pengaplikasiannya, pihaknya menjelaskan dari sisi manajemen RSUD sudah mengakomodir kerjasama dengan berbagai pihak seperti bagian admisi, pelayanan, tim Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), keuangan dan SDM serta dukungan dari sarana prasarana yang memadai untuk mewujudkan inovasi ini.
"Setelah inovasi ini diaplikasikan tepatnya awal November complain terhadap ketersediaan kamar pun berkurang dan pelayanan menjadi lebih cepat, efisien dengan satu genggaman ini,"terangnya.
Pihaknya menyadari kerangka awal dari inovasi ini pastinya kedepan membutuhkan pengembangan, seperti menambahkan informasi dengan adanya fasilitas penunjang di kamar tersebut, serta menambah data tampilan yang akan dibuatkan denah per ruangan dengan penandaan warna berbeda untuk membedakan ruangan tersebut sudah terisi atau belum.
"Suatu inovasi apapun, tidak akan berguna jika tidak ada manfaatnya , jadi aplikasi yang sudah ada sekarang mari kita sebarluaskan lagi kepada masyarakat agar yang membutuhkan bisa menggunakannya,"ajaknya. (Ag)
Baca Juga:
SFT #2, Jadi Wadah Tingkatkan Potensi Bahari dan Kesadaran Konsumsi Ikan