Potensi resiko bencana menjadi salah satu perhatian serius Pemerintah Kabupaten Buleleng. Atas dasar itu pemahaman terkait potensi dan kesiapsiagaan bencana penting untuk selalu diterapkan. Menyikapi hal tersebut, guna menyamakan pemahaman pelaksanaan tugas dalam penanggulangan bencana secara terpadu, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Buleleng menggelar rapat koordinasi Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana (PB) di Kabupaten Buleleng bertempat di Ruang Rapat Unit IV Kantor Bupati Buleleng, Kamis (22/12). Rakor TRC PB hari ini dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi selaku Sekretaris TRC PB Kabupaten Buleleng yang turut dihadiri oleh anggota tim dari beberapa lintas sektoral dari OPD terkait lingkup Pemkab Buleleng, unsur polisi/TNI, Basarnas dan stakeholder lainnya. Ditemui usai kegiatan, Kalak Ariadi mengatakan menindaklanjuti arahan dari Kemendagri bahwasannya setiap Kabupaten/Kota harus mempunyai TRC PB lintas sektoral. Di mana untuk di Kabupaten Buleleng sendiri dari segi kegiatan sudah sering berkolaborasi tapi secara formal baru ditetapkan melalui SK Bupati pada tanggal 21 Oktober 2022. TRC PB ini penting untuk dibentuk saat kegiatan tanggap darurat penanganan kebencanaan, di mana semua stakeholder dalam tim ini sudah memahami terkait tugas dan fungsinya. "Kita sebagai leading sektor di bidang kebencanaan lebih mudah menggerakkan SDM maupun peralatan dan juga logistik yang dimiliki oleh teman-teman di masing-masing OPD maupun instansi vertikal," jelasnya. Sementara itu terkait dalam pelaksanaan tugas tim ini membidangi beberapa sektor, di antaranya sektor logistik, pengungsian, keamanan maupun juga pencarian pertolongan yang di mana sudah dirinci secara detail terkait tupoksinya. Sedangkan untuk jumlah personil di masing-masing OPD akan petakan kembali untuk mengetahui berapa banyak jumlah SDM yang dibutuhkan sebagai anggota dalam TRC PB ini. Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, sebelum tanggap darurat tim ini akan mengikuti pelatihan terlebih dahulu sehingga memiliki satu kesatuan terkait pemahaman penanganan nanti saat terjadi darurat kebencanaan. Tapi, pada saat tanggap darurat tim ini akan turun bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan penanganan bencana pada saat itu juga. Selain tingkat kabupaten, mantan Kepala DLH Buleleng itu menegaskan akan membentuk desa tangguh bencana yang di mana dari 129 desa yang ada di Buleleng belum semuanya mempunyai program seperti itu. "Ke depan kami akan coba diskusikan dengan pihak Kecamatan maupun Forkomdes untuk mewujudkan agar semua desa memiliki relawan tangguh bencana," imbuhnya. Melalui dibentuknya TRC PB lintas sektoral ini diharapkan nantinya untuk senantiasa saling bergandengan tangan, memberikan pengalaman maupun pengayoman serta memberi penanganan bencana lebih cepat dan efisien khususnya di Kabupaten Buleleng. (Suy)
Baca Juga:
Lomba Raja Langit Battle Sky, Lestarikan Tradisi Permainan Mekorot