Dalam upaya menekan angka kemiskinan ekstrem, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Buleleng menggelar program pelatihan kapasitas kompetensi bagi pelaku UMKM dari kalangan masyarakat miskin. Program ini merupakan bagian dari pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik tahun 2024.
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh 25 peserta dari lima desa yang masuk dalam data kemiskinan ekstrem, yakni Desa Panji Anom, Lokapaksa, Sambangan, Sukasada, dan Pemaron. Data peserta diambil dari basis data Program Penanganan Kemiskinan Ekstrem (PPPKE) dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Kepala Disperindagkop UKM Buleleng, Dewa Made Sudiarta saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (28/5) mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan UMKM dalam mengolah pangan lokal. "Peserta dilatih membuat produk seperti donat berbahan keladi, keripik, jajanan lokal, dan minuman berbahan sereh. Ini diharapkan dapat mendorong mereka untuk berproduksi dan memasarkan produk minimal di lingkungan sekitar," jelasnya.
Selain pelatihan pembuatan produk pangan, peserta juga mendapatkan materi tentang mindset wirausaha, teknik berwirausaha yang benar sesuai peraturan, serta cara mengemas produk agar lebih menarik. Pelatihan ini banyak melibatkan praktek kerja langsung, disertai materi tentang pembuatan rencana bisnis, pengolahan pangan yang higienis dan sehat, serta menjaga lingkungan agar produk yang dihasilkan aman dan berkualitas.
Narasumber yang didatangkan dalam pelatihan ini adalah para pelaku UMKM yang telah berhasil mengembangkan usahanya dari kecil hingga besar, sehingga dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada para peserta. "Kami berharap, melalui pelatihan ini, peserta bisa memperkaya ilmu dan meningkatkan penghasilan mereka sehingga bisa keluar dari lingkaran kemiskinan ekstrem," tambahnya.
Komoditi pangan di Buleleng dinilai sangat potensial untuk dikembangkan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan akan tumbuh kepercayaan diri untuk berwirausaha di kalangan masyarakat miskin. Program ini juga dirancang berkelanjutan dan akan memfasilitasi pelaku usaha dengan dukungan permodalan dari perbankan.
Selain pelatihan olahan pangan lokal, program peningkatan kapasitas kompetensi UMKM ini juga mencakup pelatihan anyaman bambu dan pelatihan menjahit dengan tenunan berbahan lokal. Saat ini, kebutuhan dan potensi sentral anyaman bambu sedang ditabulasi untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Diharapkan, peserta pelatihan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatannya. Ini merupakan salah satu upaya konkrit dalam menekan angka kemiskinan ekstrem di Buleleng," pungkasnya.
Baca Juga:
Genting Buleleng, Upaya Holistik dan Kolaboratif Turunkan Stunting