Bagi masyarakat Hindu Bali, lontar tidak hanya sebagai tradisi dan produk budaya Bali, namun sebagai cerminan dan bukti historis peradaban Bali di tengah pesatnya perkembangan teknologi di dunia. Untuk itu lontar menjadi penting untuk dilestarikan di kehidupan masyarakat Bali.
"Salah satu upaya pelestarian lontar yaitu melakukan konservasi dan identifikasi atas lontar-lontar yang dimiliki masyarakat Bali khususnya di Buleleng, agar kondisi, isi dan judul dari lontar tersebut diketahui,"ucap Putu Pertamayasa saat melakukan konservasi lontar di Desa Panji,Kecamatan Sukasada, Kamis,(8/2).
Bersama 16 orang penyuluh bahasa Bali, pihaknya mengaku telah mengidentifikasi 15 cakep lontar dengan 17 judul dari klasifikasi Kanda, Wariga, Usada, dan Embatan-embatan dengan berbagai judul seperti, penerang, penyarang, piwelas, kawisesan, pipil dan lain-lain.
"Identifikasi naskah lontar milik keluarga Komang Agus Darmawan Banjar Dinas Kembang Sari, Desa Panji Kecamatan Sukasada ini merupakan program dari Penyuluh Bahasa Bali, serangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali ke VI tahun 2024, Lontar ini merupakan warisan dari kumpinya dengan kondisi awalnya dalam keadaan kering, kotor, sambrag, atau terlepas namun dijadikan satu ikat,"jelasnya.
Ditambahkan, dalam melakukan konservasi dan identifikasi ini menggunakan sarana seperti kuas, gunting, benang, kemiri bakar, tisu/kapas, stiker tempel dan minyak sereh.
"Pihaknya memerlukan ketelitian, kesabaran untuk mengidentifikasi judul dan jumlahnya.Tanggapan dari pemilik setelah diidentifikasi sangat bersyukur karena lontar milik keluarganya bisa diketahui judulnya yang sebelumnya belum pernah dibaca," imbuhnya.
Dipengujung, dirinya mengajak bagi masyarakat yang lontarnya ingin dirawat maupun dibaca bisa langsung melapor ke Kepala Desa atau menghubungi penyuluh bahasa Bali terdekat.(wd)
Baca Juga:
Pantau Pelaksanaan PSU Pada Empat TPS, Pj Lihadnyana Menilai Sudah Berjalan Lancar