Seni tabuh atau gamelan yang dimiliki masyarakat Bali secara umum tidak bisa dilepaskan dalam adat tradisinya. Penguatan dan kecintaan terhadap seni tabuh patut untuk terus dipupuk kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui UPTD Gedong Kirtya Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng dalam tugasnya bidang seni budaya menggelar Pameran Alat Musik Tradisional Bali dengan tema "Ketahanan Budaya Dalam Bingkai Alat Musik Tradisional Bali di Era Milenial" di Museum Soenda Ketjil, Ex Pelabuhan Buleleng, Senin, (21/10).
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Nyoman Wisandika yang didampingi Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Nyoman Widarma serta perwakilan OPD lingkup Pemkab Buleleng yang ditandai pemukulan kentongan dan pemotongan pita.
Ditemui di sela-sela kegiatan, Kadis Wisandika menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk pengenalan kembali tradisi adat dan budaya khususnya alat musik tradisional Bali kepada masyarakat, generasi muda maupun siswa siswi yang ada di Kabupaten Buleleng.
"Tahun lalu kita sudah melalukan pameran prasi, tahun ini alat musik tradisional. Mungkin tahun depan dengan tema yang berbeda sesuai dengan lontar yang kita miliki kemudian kita kualisasikan ke dalam bentuk pameran," ucap Wisandika.
Pihaknya juga mengatakan, selain memperkenalkan kembali tradisi adat budaya, kegiatan ini sebagai upaya penguatan, pengembangan dan pelestarian kebudayaan Bali secara berkesinambungan.
Kadis Wisandika berharap melalui pameran ini masyarakat selalu dapat membumikan alat musik tradisional dalam berbagai kegiatan baik sakral maupun profan.
"Kita tau masyarakat Bali nafas kehidupan tidak akan lepas dari adat, tradisi, seni, budaya, agama dan kearifan lokal. Ini juga salah satu upaya untuk terus mengenalkan dan melestarikan warisan budaya," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Nyoman Widarma menyampaikan pameran ini sebagai bentuk upaya menggali potensi yang ada di masyarakat serta dapat dimanfaatkan dalam kehidupan.
"Kami perkenalkan jenis-jenis alat musik tradisional Bali melalui pameran diantaranya, pepatutan suling, pupuh gending legong, pupuh gending gong serta alat musik tradisional Bali berbahan bambu, kayu, kerang dan perunggu," jelasnya.
Adapun pameran alat musik tradisional Bali digelar selama 7 hari yang dimulai dari hari ini 21 sampai dengan 27 Oktober 2024.
Baca Juga:
Pj. Lihadnyana : Sistem Merit dan Manajemen Talenta Dorong ASN Berkinerja Lebih dan Berinovasi