Kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Penimbangan Lestari memiliki semangat dan komitmen tinggi dalam menjaga kelestarian lingkungan pantai khususnya di perairan Buleleng. Gede Wiadnyana selaku Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari membagikan perjalanan panjang pembentukan dan perjuangan Pokmaswas dalam menjaga dan melestarikan biota dan karang laut. Dalam sebuah acara diskusi Bincang Komunikasi (Bikom) bertajuk "Eksistensi Pokmaswas Penimbangan Lestari Desa Baktisraga," di Ruang BCC Kominfosanti, Selasa (28/5).
Wiadnyana menuturkan awal terbentuk Pokmaswas ini pada tahun 2016. Pokmaswas ini dibekali pengetahuan oleh seorang penyuluh dan dosen kelautan dari Undiksha, kelompok ini dulunya terdiri dari nelayan lokal yang rutin melakukan kegiatan budidaya dan penangkapan ikan di Pantai Penimbangan. Namun, titik balik terbentuknya Pokmaswas Penimbangan Lestari ini ketika mereka menemukan seekor penyu bertelur di pasir pantai, sehingga mendorong mereka untuk melangkah lebih jauh dalam upaya pelestarian.
"Ketika itu saya melihat ada seekor penyu yang sedang bertelur di pasir, takut dimangsa anjing liar, saya dan teman bergegas menyelamatkannya," sambungnya.
Kesadaran akan pentingnya melindungi telur penyu dan habitatnya membawa mereka berkolaborasi dengan pihak yang ahli dalam konservasi penyu serta berkoordinasi dengan instansi terkait. Studi tirupun mereka lakukan ke daerah lain, seperti Serangan di Denpasar Selatan guna mendapatkan pembelajaran terkait pelestarian penyu.
Tak hanya itu, Pokmaswas Penimbangan Lestari juga turut berperan dalam menjaga ekosistem karang yang dinilai masih terancam di pantai tersebut. Mereka bekerja sama dengan para ahli kelautan untuk melakukan konservasi dan restorasi karang dengan memberikan pelatihan kepada nelayan tentang metode penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
Melalui komitmen dan aksi nyatanya, Pokmaswas Penimbangan Lestari menjadi teladan dalam upaya pelestarian lingkungan pantai dan meraih sejumlah penghargaan baik di tingkat nasional maupun daerah sebagai pengakuan atas dedikasi mereka dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.
Komunitas Pokmaswas ini telah mengambil beberapa langkah konkret untuk melindungi terumbu karang yang semakin terancam. Selain membersihkan sampah yang menempel di terumbu karang, mereka juga menghadapi tantangan baru yaitu kerusakan akibat terpaan ombak yang besar. Untuk mengatasi masalah ini, tim Pokmaswas berkolaborasi secara kreatif dan inovatif dengan membangun terumbu karang buatan dari besi dan beton. Terumbu karang buatan ini digunakan sebagai wadah bagi terumbu karang yang patah akibat terpaan ombak. Setelah dibentuk, terumbu karang buatan tersebut akan ditempelkan ke besi dan ditenggelamkan kembali di dasar laut. Selain itu, mereka juga melibatkan anak-anak lokal pesisir dalam upaya membersihkan sampah dan perbaikan terumbu karang yang rusak dengan menggunakan alat selam. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Pokmaswas untuk menjaga kelestarian lingkungan laut.
Sebuah inisiatif persuasif juga sudah dilakukan oleh kelompok Pokmaswas kepada nelayan dan pengunjung pantai dengan melibatkan Pol Air, para anggota pokmawas dengan tegas mengingatkan para nelayan akan pentingnya menjaga keberlangsungan terumbu karang dengan tidak mencari ikan di sekitar area konservasi. Selain itu, mereka juga menghimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan pantai dengan membuang sampah pada tempatnya.
"Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita semua untuk melestarikan lingkungan," ujarnya.
Langkah persuasif ini diharapkan dapat membangun kesadaran lingkungan yang lebih baik di kalangan masyarakat serta menjaga keberlangsungan ekosistem laut yang semakin terancam.
Baca Juga:
Tingkatkan Kualitas Pembina Pramuka, Kwarran Sukasada Gelar KMD