Peningkatan inflasi terus ditanggulangi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui pemberian berbagai bantuan sosial yang sekaligus bertujuan menurunkan angka kemiskinan bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng. Langkah nyata itu diwujudkan melalui penyerahan bantuan sembako kepada pelaku Usaha Kecil, dan Menengah (UKM) di Buleleng dari Pemprov Bali, di Gedung Laksmi Graha Singaraja, Rabu, (2/11).
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Provinsi Bali I Wayan Ekadina membuka kegiatan tersebut dan menyerahkan secara simbolis kepada pelaku UKM di Buleleng di dampingi oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Buleleng Ni Made Rousmini.
Secara rinci, sebanyak 125 paket bantuan yang diserahkan kepada pelaku UKM di Buleleng itu terdiri dari beras 10 kg, minyak goreng 2 liter, gula 2 kg, garam lokal 2 kg, sudang lepet 1 bungkus. Penyerahan bantuan dilaksanakan oleh Pemprov Bali melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil & Menengah.
Pemberian bantuan ini juga memberikan multiplier effect karena bahan pokok yang diberikan berasal dari "Koperasi Kita Untuk Nusantara" yang berasal dari Kecamatan Banjar, serta mendorong koperasi agar masuk ke E-Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nasional.
Ditemui usai kegiatan, Kepala Dinas KUKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina mengapresiasi kegiatan yang sudah difasilitasi oleh Pemkab Buleleng melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi Kabupaten Buleleng dengan merangsang 125 orang pelaku UKM yang potensial melalui bantuan sembako sehingga kedepannya dapat menjaga stabilitas harga dalam penekanan inflasi khususnya di Kabupaten Buleleng.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya melalui pembagian sembako saja. Namun dengan memberikan bantuan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang produknya menarik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan modal awal. Tidak hanya itu, dari segi pemasaran pemerintah juga membantu dengan melakukan pembinaan dan pengkurasian produk agar memiliki kualitas terbaik pada satu tempat yaitu Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
“Dengan upaya ini terbukti kita di Bali sudah menurunkan tingkat inflasi pada sektor pangan sebesar 4,94% di Bulan Juli, dan hingga saat ini sudah mencapai 4,69% semoga dengan hasil baik ini nantinya UMKM kita bisa naik kelas dan go publik,”tegasnya.
Sementara itu, Komang Aryani selaku pemilik usaha Dodol Penglatan yang menerima bantuan mengungkapkan rasa syukurnya yang beruntung mendapat bantuan tersebut sebagai dampak dari Covid – 19 dan inflasi yang baru ini terjadi karena kenaikan BBM.
Menurutnya inflasi tersebut sangat berpengaruh dalam hal jumlah produksinya karena bahan baku yang harganya relatif naik serta omset yang didapat kurang maksimal, sehingga kedepannya dirinya ingin mengikuti program bantuan modal usaha dari pemerintah dalam mendukung produktivitas usahanya.
“Untuk saat ini kita masih tetap mempekerjakan pekerja hanya saja pembagian upah yang kita kurangi,”pungkasnya.
Untuk diketahui, syarat dalam pengajuan bantuan bagi pelaku UKM harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan selanjutnya mendaftarkan diri pada sistem informasi tunggal Kementerian Koperasi dan UKM yakni https://satudata.kemenkopukm.go.id/. (Ag)
Baca Juga:
Tidak Kalah dengan Kota Besar, PJ Lihadnyana Canangkan Singaraja Jadi Smart City