Kabupaten Buleleng semakin menunjukkan komitmennya untuk menjadi bagian dalam sektor ekonomi kreatif (ekraf). Setelah penilaian mandiri dalam uji petik Kabupaten/Kota Kreatif oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia tahun lalu, Buleleng terus mengukuhkan posisinya dengan fokus pada sektor kriya sebagai ekraf unggulan khususnya produk kerajinan tenun.
Pemerintah Kabupaten Buleleng, melalui Dinas Pariwisata, menggelar rapat koordinasi evaluasi ekonomi kreatif di ruang rapat Dinas Pariwisata pada Jumat (5/7). Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak melibatkan sinergi pentahelix seperti komunitas lokal, media, perusahaan, dan akademisi, dengan tujuan memperkuat posisi Buleleng secara nasional khususnya dalam sektor kriya dengan dukungan 4 (empat) sub sektor lainnya seperti seni pagelaran, fashion, musik, dan kuliner
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, memimpin rapat tersebut dan memaparkan langkah-langkah konkret yang diambil untuk mengisi borang evaluasi. Borang tersebut mencakup bukti-bukti dukung seperti dokumentasi video, agenda kegiatan, dan aktivitas ekonomi kreatif yang terintegrasi dalam ekosistem ekraf. Selain itu, pembuatan naskah akademik juga menjadi fokus untuk mendukung penyusunan Ranperda kabupaten/kota ekonomi kreatif.
"Partisipasi aktif dari anak muda, UKM, dan mahasiswa sangat penting dalam menyempurnakan bukti-bukti yang diperlukan dalam evaluasi ini. Kami yakin dengan kolaborasi lintas sektor ini, Buleleng akan semakin mengukuhkan diri sebagai kabupaten/kota kreatif yang berdaya saing," ujar Dody.
Dengan terus ditingkatkannya komitmen dan kolaborasi lintas sektor, Kabupaten Buleleng tidak hanya bertekad untuk menjadi kabupaten/kota kreatif nasional, tetapi juga untuk bersaing di tingkat global dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatifnya.(Rka)
Baca Juga:
Kemenko PMK Kunjungi Buleleng, Tekankan Pencegahan Stunting dan Pernikahan Dini