Hasil tinjauanTim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng pada minggu kedua bulan Agustus 2024 memperkirakan akan kembali mengalami deflasi secara periode bulan ke bulan. Hasil tinjuan ini disampaikan langsung Kadis Pertanian Buleleng, Gede Melandrat saat melakukan kunjungan kelompok tani cabai di Desa Bubunan, Senin, (12/8).
Kondisi deflasi yang terjadi pada minggu kedua bulan Agustus tahun ini merupakan hasil komitmen TPID Buleleng dalam melakukan berbagai strategi dan intervensi langsung kepada petani dan pedagang sembako di pasar. Tercatat bahwasannya komoditas yang berpotensi dan diperkirakan memberi andil deflasi terbesar secara periode bulan ke bulan terdiri dari, ayam ras, bawang merah, jagung manis, dan kangkung. Sementara itu, beberapa komoditas yang dinilai berpontensi besar memberikan dampak inflasi adalah cabai rawit, beras, udang basah dan ikan tongkol.
Guna menekan angka inflasi itu, Kadis Melandrat bersama dengan Dirut PD. Swatantra terjun langsung ke lapangan mengunjungi kelompok tani cabai di Desa Bubunan untuk melakukan kerjasama dalam upaya menstabilkan harga.
Lebih lanjut disampaikan, Kadis Melandrat mengaku TPID Buleleng siap memfasilitasi petani dalam penyerapan hasil/panen cabai. Nantinya seluruh hasil panen cabai oleh kelompok tani cabai akan diserap langsung oleh PD. Swatantra selaku offtaker atau pembeli hasil pertanian dengan harga yang sesuai pasar maupun harga flat melalui perjanjian kerjasama.
Ditambahkan, TPID Buleleng secara berkelanjutan akan terus melakukan upaya menjaga stabilitas harga terutama pada komoditas pangan dan komponen bergejolak.
Disinggung terkait stabilitas pasokan dan harga pangan pokok, Kadis Melandrat menyampaikan Senin ini harga pangan pokok relatif stabil, terutama harga cabai rawit berangsur-angsur turun di harga Rp55.000,- per Kg. Sedangkan stok cabai rawit subsidi di gerai Pasar Anyar cukup banyak mencapai 80 Kg. Dari jumlah tersebut nantinya akan dijual dengan harga Rp38.000,- per Kg, dengan pembagian stok sebanyak 20 Kg di gerai Pasar Anyar dan 60 Kg disebar ke pedagang
Baca Juga:
Menuju Kabupaten Kreatif, Buleleng Unggulkan 5 Sub-Sektor Ekraf