Masyarakat Buleleng boleh bernafas lega, pasalnya angka inflasi di Kabupaten Buleleng masih dapat terkendali dengan baik, bahkan sebaliknya malah terjadi deflasi sebesar 0,02% pada sepekan terakhir.
“Kita sudah melakukan upaya sih, dengan mengintervensi harga, khususnya lewat perusahaan daerah milik Perumda Pasar Arga Nayottama maupun Perumda Swatantra,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa saat ditemui usai mengikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual di ruang rapat Kantor Bupati Buleleng, Senin (12/9).
Diterangkan olehnya, kedua perusahaan daerah tersebut mengintervensi harga melalui distribusi pasokan bahan pangan di pasar dari petani ke masyarakat. Tentunya, dengan harga jual yang lebih murah sehingga dapat menjadi penyeimbang kenaikan harga dari pemasok lainnya.
Selain harga jual yang murah, pihaknya juga memberikan stimulus transportasi kepada kedua perusahaan daerah tersebut, sehingga biaya pengiriman bahan pangan dari petani ke pasar dapat dipangkas.
“Ini bersifat kontinyu, tidak temporer, sehingga astungkara sampai minggu ini kita berada di minus 0,02%, artinya deflasi,” imbuhnya.
Meski begitu, Suyasa tetap waspada karena ancaman inflasi masih mengintai di tengah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengalami kenaikan harga. Sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia, pihaknya akan memantau setiap harinya sehingga langkah intervensi dapat diambil dengan efektif dan efisien sesuai dengan faktor yang mempengaruhi inflasi.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga kata Suyasa akan didistribusikan kepada masyarakat kurang mampu yang sangat terdampak inflasi, pemerintah pusat telah menginstruksikan pemerintah daerah se-Indonesia agar Bantuan Langsung Tunai (BLT) segera direalisasikan.
“Ada 2% untuk Buleleng di transfer triwulan ke empat, itu 4,5 miliar rupiah, dan ini sudah dirancang untuk ke mana diberikan, kita masih mendata itu,” tutup Sekda Suyasa. (Suy)
Baca Juga:
Sekda Suyasa Ajak Seluruh OPD Konsisten Dukung Program Tanam Cabai Demi Kendalikan Inflasi