Mengikuti dinamika perekonomian pasca pandemi yang ditopang oleh pertumbuhan UMKM, Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (DisdagperinkopUKM) Buleleng terus menggagas langkah progresif. "Nandurin Karang Awak," ungkapan lokal yang berarti 'selalu belajar dan tidak berpuas diri', menjadi prinsip yang mereka tekankan kepada pelaku UMKM agar berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Demikian disampaikan Kepala DisdagperinkopUKM Buleleng Dewa Made Sudiarta ditemui disela kesibukannya, Senin, (9/10).
Lebih lanjut, Kadis Sudiarta menekankan Buleleng sendiri telah memiliki tiga sektor unggulan UMKM di Buleleng seperti olahan pangan, tekstil, serta kriya atau kerajinan. Guna meningkatkan kualitas produk dan pemasaran, pihaknya bersinergi dengan stakeholder di Buleleng untuk mendirikan inkubator bisnis yang dinamakan Buleleng Entrepreneur Academy (BEA).
BEA ini dirancang sebagai wadah pengembangan wirausaha baru, dikenal juga sebagai startup, yang akan difasilitasi sesuai keahlian mereka, mulai dari pengemasan hingga pemasaran.
"Kami berharap BEA akan melahirkan generasi wirausahawan baru setiap tahun yang dapat meningkatkan ekonomi Buleleng," paparnya.
Kadis Sudiarta menambahkan dengan adanya kehadiran Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), diharapkan para pelaku bisnis semakin berinovasi dan adaptif. DisdagperinkopUKM Buleleng meyakini UMKM memainkan peran kunci dalam mendorong kesejahteraan daerah dan nasional.
"Salah satu upaya kami adalah mendukung program pemerintah dalam pengembangan produk unggulan lokal Buleleng," tutupnya.
Baca Juga:
Lestarikan Keberadaan Lontar, Penyuluh Bahasa Bali Konservasi dan Identifikasi Lontar di Desa Panji