DETAIL BERITA

Stunting : Bukan Sekedar Kurang Makan, tapi Juga Pola Asuh, Stimulasi dan Sanitasi yang Buruk

02 Juli 2024 214 kali
Stunting : Bukan Sekedar Kurang Makan, tapi Juga Pola Asuh, Stimulasi dan Sanitasi yang Buruk

Stunting, kondisi terhambatnya pertumbuhan anak balita akibat kekurangan gizi, masih menjadi isu kesehatan serius di Kabupaten Buleleng. Hal ini ditegaskan dalam acara Bincang Komunikasi yang digelar pada Selasa (2/7) dengan menghadirkan narasumber berkompeten, Gede Eka Subiarta, Ahli Gizi RSUD Kabupaten Buleleng.

Eka Subiarta menjelaskan bahwa stunting bukan hanya disebabkan oleh kurangnya asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pola asuh yang tidak tepat, stimulasi yang minim, dan sanitasi yang buruk. "Ini menjadi pengingat bahwa untuk membangun generasi emas, kita perlu fokus pada berbagai aspek, bukan hanya gizi semata," jelasnya.

Lebih lanjut, Eka Subiarta menekankan pentingnya gizi seimbang dan stimulasi yang tepat dalam mencegah stunting. Asupan protein hewani, sayur, dan buah sangatlah penting, terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan. Selain itu, stimulasi motorik dan sensorik juga perlu diberikan untuk mendukung perkembangan otak dan fisik anak.

Upaya pencegahan stunting, menurutnya, harus dimulai sejak pra-nikah. "Calon pengantin perlu mendapatkan edukasi dan layanan gizi untuk mempersiapkan tubuh yang optimal dalam menghasilkan generasi emas," ujarnya.

Dirinya juga membagikan beberapa tips untuk memilih makanan sehat dan mengatasi kebiasaan makan kekinian yang tidak seimbang, di antaranya membiasakan diri membaca label makanan dan memperhatikan kandungan gizinya, memilih makanan segar dan diolah sendiri di rumah, membatasi konsumsi makanan cepat saji dan minuman manis, memperbanyak konsumsi air putih, serta melakukan aktivitas fisik secara rutin.

Eka Subiarta mengajak seluruh masyarakat Buleleng untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat untuk mencegah stunting. "Mari kita bersama-sama wujudkan Buleleng bebas stunting dan bangun generasi emas yang sehat dan cerdas," imbuhnya.

Di sisi lain, gaya hidup sehat tidak hanya sebatas mengonsumsi makanan bergizi. Pola hidup sehat mencakup berbagai aspek yang mendukung kesejahteraan tubuh dan pikiran. Salah satu komponen penting adalah olahraga. Melakukan olahraga secara rutin sangat dianjurkan, dengan minimal 30 menit per hari, 3-4 kali seminggu. Aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan jantung, mengontrol berat badan, dan meningkatkan mood.

Selain itu, mengelola stres juga merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat. Kesehatan fisik sangat berkaitan dengan pikiran yang sehat. Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau menjalani hobi yang menyenangkan dapat membantu mengurangi stres.

Tidur yang cukup, yaitu 7-8 jam per hari, juga sangat penting untuk pemulihan tubuh dan pikiran. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung dan diabetes.

Hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Kedua kebiasaan ini merugikan kesehatan dan dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti kanker dan sirosis hati.

Agar lebih termotivasi, ajak teman atau keluarga untuk berolahraga bersama. Dengan saling mendukung, aktivitas fisik menjadi lebih menyenangkan dan konsisten. "Jangan Mager!! Ajak teman atau keluarga untuk berolahraga bersama," tegasnya.

Perubahan kecil yang dilakukan secara bertahap dan konsisten akan membantu mencapai gaya hidup yang lebih sehat. Mulailah dengan langkah-langkah sederhana seperti berjalan kaki, memilih makanan sehat, dan tidur yang cukup. Kesehatan adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga.


Baca Juga:

Yayasan CIMD Ungkap Perjuangan dan Harapan bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Bali